Protein
ž Protein adalah
sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak
dimiliki oleh lemak atau karbohidrat.
ž Sebagai zat
pembangun, protein merupakan bahan pembentuk jaringan-jaringan baru yang selalu
terjadi dalam tubuh dan mempertahankan jaringan yang telah ada.
ž Di
dalam setiap sel yang hidup, protein merupakan bagian yang sangat penting. Pada
sebagian besar jaringan tubuh, protein merupakan komponen terbesar setelah air.
ž Kekurangan
protein dalam waktu lama dapat mengganggu berbagai proses dalam tubuh dan
menurunkan daya tahan tubuh terhadap penyakit.
ž Protein
dalam bahan makanan yang dikonsumsi manusia akan diserap oleh usus dalam bentuk
asam amino
ž Bila
suatu protein dihidrolisis dengan asam, alkali, atau enzim, akan dihasilkan
campuran asam-asam amino
ž Sebuah
asam amino terdiri dari gugus amino, sebuah gugus hidroksil, sebuah atom
hidrogen, dan gugus R yang terikat pada sebuah atom C.
ž Di
dalam tubuh manusia terjadi suatu siklus protein, artinya protein dipecah
menjadi komponen-komponen yang lebih kecil yaitu asam amino dan atau peptida.
Terjadi juga sintesis protein baru untuk mengganti yang lama.
ž Waktu
yang diperlukan untuk mengganti separuh dari jumlah kelompok protein tertentu
dengan protein baru disebut haft time atau waktu paruh jangka hidup
protein.
Struktur Protein :
1. Struktur Primer
2. Struktur Sekunder
3. Struktur Tersier
4. Struktur Kuartener
1. Struktur Primer
2. Struktur Sekunder
3. Struktur Tersier
4. Struktur Kuartener
Struktur
protein
1. Struktur primer
- sifat kovalen pada ikatan
peptida stabil, tidak dipengaruhi oleh
pH, pelarut.
- Atom-atom C, H, N terletak pada satu bidang datar
- R diproyeksikan pada arah tertentu
pada bidang
2. Struktur sekunder
- Terbentuk
karena ikatan hidrogen
- Bentuk spiral (α helix)
- Gugus karbonil dari setiap asam
amino membentuk ikatan
hidrogen dengan gugus amino dari
asam
amino
ke tiga di sepanjang rantai polipeptida
3. Struktur tertier
- Dibentuk oleh interaksi antara
gugus samping (R)
dari asam – asam amino.
- Hasil interaksi : pelipatan α
– helix struktur globular,
gugus R yang hidrofobik disembunyikan di
dalam
lipatan protein menjadi sangat
larut dlm air.
- Contoh : insulin, hemoglobin dan
albumin telur
- Ditemukan : ikatan disulfida,
jembatan garam, ikatan hidrogen,
atraksi hidrofobik.
4. Struktur
Kuartener
— Struktur
karena interaksi antara polipeptida satu dengan yang lain
Empat tngkat
organisasi struktur dalam protein
Struktur sekunder α-helix
Struktur
tersier
— Terbentuk oleh
2 residu cystein — Bisa dalam satu polipetida atau antar polipeptida
Struktur kuartener
Klasifikasi protein
1.
Protein Serat (FIBROUS)
Merupakan
susunan rantai polipeptida yang memanjang dan dihubungkan satu dengan lain oleh
beberapa ikatan silang hingga merupakan bentuk serat atau serabut yang stabil.
Fungsi :
- Pertahanan luar karena
merupakan komponen utama dari lapisan kulit luar, rambut, bulu, kuku dan
tanduk.
- Penyangga kekuatan dan pemberi bentuk
Karakteristik:
-Rendahnya daya
larut
-Mempunyai
kekuatan mekanis yang tinggi untuk tahan
terhadap enzim pencernaan
2.
Protein Globular
Merupakan
rantai polipeptida yang berlipat dengan rapat sehingga menjadi bentuk bulat
atau globular yang kompak. Protein globular dapat berupa enzim, protein dalam
darah, antibodi, hormon, komponen membran, dan ribosom.
Karakteristik:
Ü Larut dalam
larutan garam dan encer
Ü Mudah berubah
di bawah pengaruh suhu, konsentrasi garam, dan mudah denaturasi.
3.
PROTEIN KONJUGASI
Merupakan
protein sederhana terikat dengan bahan-bahan non-asam amino yang disebut
gugus prostetik.
Ada beberapa jenis
protein konjugasi antara lain: muko protein, glikoprotein, lipoprotein, dan
nukleoprotein.
Sifat-sifat fisikokimia protein:
ž Sifat
fisikokimia setiap protein tidak sama, tergantung pada jumlah dan jenis asam
aminonya.
ž Berat molekul
protein sangat besar
ž Ada protein
yang larut dalam air, ada pula yang tidak dapat larut dalam air, tetapi semua
protein tidak larut dalam pelarut lemak.
ž Bila dalam
suatu larutan protein ditambahkan garam, daya larut protein akan berkurang, akibatnya
protein akan terisah sebagai endapan. Peristiwa pemisahan protein ini disebut salting out.
ž Apabila protein
dipanaskan atau ditambahkan alkohol maka protein akan menggumpal.
ž Protein dapat
bereaksi dengan asam dan basa
Denaturasi protein
Denaturasi
protein dapat diartikan suatu perubahan atau modifikasi
terhadap struktur sekunder, tertier dan kuartener
molekul protein tanpa terjadinya pemecahan
ikatan-ikatan kovelen. Karena itu, denaturasi dapat diartikan suatu
proses terpecahnya ikatan hydrogen, interaksi
hidrofobik, ikatan garam dan atau terbukanya
lipatan molekul
protein
denaturasi
karena panas:
Panas dapat digunakan untuk mengacaukan ikatan hidrogen dan interaksi
hidrofobik non polar. Hal ini terjadi karena suhu tinggi dapat meningkatkan energi
kinetik
dan menyebabkan molekul penyusun protein bergerak atau
bergetar sangat cepat sehingga mengacaukan
ikatan molekul tersebut.
Protein telur mengalami denaturasi dan terkoagula selama pemasakan.
Beberapa makanan dimasak untuk mendenaturasi protein yang dikandung supaya memudahkan enzim pencernaan dalam
mencerna protein tersebut
Denaturasi
Karena asam dan basa
Protein akan mengalami kekeruhan terbesar pada saat mencapai pH isoelektris
yaitu pH dimana protein memiliki muatan positif dan negatif yang sama, pada
saat inilah protein mengalami denaturasi yang ditandai kekeruhan meningkat dan
timbulnya gumpalan.
Asam dan basa
dapat mengacaukan jembatan garam dengan adanya muatan ionik. Sebuah tipe reaksi
penggantian dobel terjadi sewaktu ion positif dan negatif di dalam garam
berganti pasangan dengan ion positif dan negatif yang berasal dari asam atau
basa yang ditambahkan.
Reaksi ini
terjadi di dalam sistem pencernaan, saat asam lambung mengkoagulasi susu yang
dikonsumsi
Denaturasi
karena garm logam berat
Garam logam berat mendenaturasi protein sama dengan halnya asam dan basa.
Garam logam berat seperti Hg+2,
Pb+2, Ag+1 Tl+1, Cd+2 dan logam lainnya dengan berat atom yang besar.
Protein akan
mengalami presipitasi bila bereaksi dengan ion logam.
Ion-ion positif yang dapat mengendapkan
protein adalah; Ag+, Ca++, Zn++, Hg++, Fe++, Cu++ dan Pb++, sedangkan ion-ion
negatif yang dapat mengendapkan protein adalah; ion salisilat, triklorasetat,
piktrat, tanat dan sulfosalisilat.
Fungsi protein:
ž Sebagai enzim
Hampir semua reaksi biologis
dipercepat atau dibantu oleh suatu senyawa makromolekul spesifik yang disebut
enzim, dari reaksi yang sangat sederhana seperti reaksi transportasi karbon
dioksida sampai yang sangat rumit seperti replikasi kromosom. Protein besar
peranannya terhadap perubahan-perubahan kimia dalam sistem biologis.
ž Alat pengangkut
dan penyimpan
Banyak molekul dengan MB kecil serta
beberapa ion dapat diangkut atau dipindahkan oleh protein-protein tertentu.
Misalnya hemoglobin mengangkut oksigen dalam eritrosit, sedangkan mioglobin
mengangkut oksigen dalam otot.
ž Pengatur
pergerakan
Protein
merupakan komponen utama daging, gerakan otot terjadi karena adanya dua molekul
protein yang saling bergeseran.
ž Penunjang
mekanis
Kekuatan dan daya tahan robek kulit
dan tulang disebabkan adanya kolagen, suatu protein berbentuk bulat panjang dan
mudah membentuk serabut.
ž Pertahanan
tubuh atau imunisasi
Pertahanan
tubuh biasanya dalam bentuk antibodi, yaitu suatu protein khusus yang dapat
mengenal dan menempel atau mengikat benda-benda asing yang masuk ke dalam tubuh
seperti virus, bakteri, dan sel-sel asing lain.
ž Media
perambatan impuls syaraf
Protein yang
mempunyai fungsi ini biasanya berbentuk reseptor, misalnya rodopsin, suatu
protein yang bertindak sebagai reseptor penerima warna atau cahaya pada sel-sel
mata.
ž Pengendalian
pertumbuhan
Protein ini bekerja
sebagai reseptor (dalam bakteri) yang dapat mempengaruhi fungsi bagian-bagian
DNA yang mengatur sifat dan karakter bahan
No Response to "Protein"
Post a Comment
Thank you so much for visiting this blog.
let's help to develop human civilization through the health sciences